Minggu, 25 Maret 2012

Gadis Manis Berkuncir Kuda (cerpen)


2 Juli 2007
“makasih ya pak!” kata seorang gadis dengan rambut dikuncir layaknya buntut kuda itu sembari turun dari angkutan umum.
“sama-sama neng.” Balas si pak sopir angkot.
Tepat di depan angkutan yang baru saja dia naiki, nampak seorang laki-laki yang sedang turun dari mobil kijang innova hitamnya. Gadis dengan kuncir kudanya yang tak sengaja melihatnya bergumam dalam hati, ‘manja deh jadi anak laki juga pake dianter segala!’
Lalu dia pun melanjutkan langkah kakinya yang sempat terhenti tadi. Wajahnya pun terlihat lemas ketika melintasi lapangan basket yang menjadi rute pertama menuju kelasnya, kelasnya berada di paling ujung SMAN 6.’Fiuh capek !’
“Yit niru pr matematikanya dong?” rengek temannya ketika dia baru saja menghela nafas lega ketika sampai di kelasnya.
“bentar ya, gue ambilin!” balas Yita dengan senyum manisnya.
Meskipun masih pagi buta, tapi banyak teman Yita yang sudah berhamburan masuk sekolah. Kalau dibilang karena mereka rajin sih enggak ya? Biasalah, pelajar kalau datang pagi-pagi gitu soalnya ada pr yang belum dikerjain.
Setelah memberikan buku tulis matematika pada salah  satu temannya, Yita pun mencari bangku yang masih kosong. Ternyata hanya bangku paling pojok belakang yang belum berpenghuni, dengan amat terpaksa Yita pun duduk disana sendirian lagi ckck karena yang menghuni kelas X-A jumlahnya ganjil alhasil siapa yang datang belakangan ya duduk belakang-belakang dong haha.
^.^
Lonceng sekolah sudah dibunyikan rupanya oleh Pak Ail, si satpam sekolah. Serentak teman-teman Yita pun kembali ke bangkunya masing-masing sebelum si Guru Bawel datang dan memberikan siraman rohani yang bisa-bisa baru selesai 5 abad lagi. Heran deh, padahal biasanya yang bawel tuh Guru Bahasa deh eh ini kok ya malah Guru Matematika, cowok lagi.Ajaib gak tuh ? ckck
Durian runtuh sedang menghampiri kelas X-A rupanya. Pak Seno, sang Guru Matematika tidak masuk hari ini betapa bahagianya Yita dan juga teman-temannya. Alhasil, kelas pun jadi amburadul. Ada yang dengerin music, keluar kelas ke kantin mungkin, bahkan ada yang sedang main lempar-lemparan spidol di dalam kelas ckck. Hanya Yita-lah yang bertahan di bangkunya ditemani dengan novel yang baru dibelikan oleh sang kakak.
Saking asyiknya dengan novelnya Yita tidak sadar bahwa Bapak Kepala Sekolah sedang berdiri di depan kelasnya membawa satu laki-laki seusianya.
“Yit, taroh novel lo !” bisik Adi teman yang duduk di depannya.
“Ada apa emang Di? Lagi asik ah..” tolaknya.
“Tuh di depan ada...” belum selesai Adi bicara, Pak Kepsek sudah menegur Yita duluan.
“Yita bisa perhatikan saya bicara dulu tidak?”
Dasar eh Yita kumat polosnya !
“Daritadi kan aku wes bilang Di, lagi seru nih ceritanya. Hufff.” Jawab Yita yang masih mengira bahwa Adi yang ngomong.
“YITAAA!” teriak Pak Kepsek.
Seiring dengan teriakan itu, tak sengaja novel yang sedang dia baca terlempar ke atas menimpa kepalanya sendiri.
“Ugh, kamu sih gara-garanya..
Eh Bapak Kepala Sekolah apa kabar Pak ?” sapa Yita yang baru sadar dari kebegoannya tadi dengan wajah yang mulai memerah.
“Apa urusan anda? Kabar saya baik atau tidak! Sekarang bisa kan perhatikan saya disini.” Perintah Pak Kepsek.
“hehe bisa-bisa pak.” Balas Yita dengan malu setengah mati.
Dia terkejut melihat laki-laki yang berdiri disamping Pak Kepsek yang sedang cekikikan menertawainya. ‘Sial!’ pekiknya. Laki-laki itu ternyata adalah laki-laki yang ditemuinya tadi pagi di depan sekolah yang dianter PapaMamanya.
Yita makin shock ! Saat Pak Kepsek memperkenalkan laki-laki itu sebagai murid baru di kelasnya apalagi ketika laki-laki tersebut duduk di sampingnya yang kebetulan memang merupakan bangku kosong.
‘Gila nih orang! Baru sekali ketemu udah bikin aku jadi Orang Paling Malu-maluin Sedunia gara-gara kebegoanku tadi. Huh. Mana kayak puas banget ngetawain akunya? Awas ya.’ Kata Yita dalam hati.
Saking sibuknya daritadi mikirin gimana caranya ngebales laki-laki itu, sampai-sampai pas perkenalan tadi Yita tak memperhatikan sama sekali si cowok itu berbicara jadinya sekarang dia canggung sama tuh cowok.
Apalagi pas nyaris semua teman ceweknya mengerubungi bangkunya lebih tepatnya bangku si cowok rese’,dia malah jadi Obat Nyamuk. Gimana enggak ? murid baru yang entah pindahan darimana itu (Yita gak dengerin tadi) keren loh dengan Postur tubuhnya yang proporsional juga wajahnya yang ganteng banget itu menarik perhatian si mahluk hawa di kelas X-A.
^.^
“Betah ya kamu di bangku mulu?” tanya si cowok rese’ pada Yita yang kebetulan daritadi gak keluar kelas juga seperti anak lainnya padahal jam istirahat.
“Ngomong sama aku?” jawab Yita malas-malasan.
“Enggak kok, sama tembok tuh di belakangmu!” candanya.
“Oh situ orang gila toh, yauda gih lanjutin ngomongnya.” Balas Yita jutek.
Tiba-tiba si cowok rese’ itu menunduk ke bawah bangku seperti mau ..
“Eh cowok rese’ bin gila ! mau ngapain lo? Gue teriak nih !” kata Yita dengan nada ketakutan.
“hahaahaha..”
“Malah ketawa , cepetan lo ke atas! Kalo gak gue gebukin.” Ancam Yita dengan serius.
“Hahaha, kamu tuh curigaan banget sih ! Nih loh novelmu tadi kan sempet kena kepalamu pas kamu lempar, belom sempet kamu ambil ya?” kata si cowok rese’ dengan senyuman yang bikin cewek klepek-klepek sambil memberikan novel pada Yita.
“Makasih !” jawab Yita menyembunyikan wajahnya yang pasti sudah memerah karena malu tadi sempet mikir yang macem-macem sama si cowok rese’ yang juga baik hati.
“Cuma gitu aja! Tau gitu, aku biarin deh di bawah biar kena injek trus rusak padahal tadi aku sampe hamper mau digebukin sama kamu tuh.” Balas si cowok rese’ dengan nada pura-pura marah.
“Iya, iya maaf . Makasih banyak ya .. mmm..”
“Rama.” Jawab si cowok rese’ yang seperti bisa membaca pikiran Yita yang tidak tahu namanya.
“ Iya Rama maksud gue.”
Rama pun tersenyum, dan meminta Yita untuk menemaninya ke kantin sekolah karena dari tadi dia nahan laper gara-gara gak ada temen buat dijadiin kompas haha.
Yita yang tidak ingin dirinya dicap sebagai orang yang tidak tahu berterimakasih pun dengan berat hati menuruti kemauan si double R, Rama Rese’.
^.^
Kesan awal Yita terhadap Rama yang buruk seketika berubah menjadi menyenangkan. Ternyata sosok Rama bisa seakrab ini dengan dirinya, padahal belum sehari dia kenal Rama tapi kok sepertinya sudah deket banget ya.
Yita jadi terbuka pada Rama. Begitu pun juga Rama. Betapa mudahnya bagi Yita berbagi cerita dengan Rama yang enak diajak ngobrol dan dimintai saran. Rama pun juga menceritakan mengapa dirinya bisa pindah ke sekolah Yita, dengan cerita yang Rama karang semenjak pertama dia memutuskan untuk tidak lagi Home Schooling.
^.^
Hari-hari baru Rama di sekolah barunya tak pernah terisi dengan rasa kesepian semenjak ada sosok baru di hidupnya. Ya, siapa lagi kalau bukan Yita. Dengan Yita, dia bisa mengenal dunia luar yang selama ini tidak dia dapatkan.
Dunianya hanya berkisar di Rumahnya sendiri dan Rumah Sakit. Semenjak kecil hanya dunia itu yang dia kenal. Dokter menyarankan Rama untuk tidak terlalu kelelahan memikirkan sesuatu, itulah sebabnya orang tua Rama melarang Rama untuk tidak mengenal dunia luar, karena disana penyakit Rama pasti akan kambuh jika Rama memikirkan banyak hal. Dunia luar itu luas dan sangat tidak bisa ditebak, masalah akan datang dan pergi begitu saja tanpa permisi terlebih dahulu kepada seseorang yang dia datangi.
Bukannya orang tua Rama ingin anaknya tidak beradaptasi dengan dunia luar, tapi mereka lakukan semua ini demi kebaikan putra semata wayangnya !
Rama yang selama hampir 16 tahun ini, tidak pernah benar-benar mengenal dengan pasti dunia manusia yang sesungguhnya memohon pada Papa dan Mamanya untuk mengijinkan dia bersekolah di sekolah biasa bukan Home schooling seperti yang selama ini dia jalankan. Dia berjanji pada orang tuanya untuk menjaga dirinya, berusaha untuk tidak memikirkan banyak hal. Orangtuanya menyetujuinya dengan syarat, merekalah yang akan mengantar-jemput Rama ke sekolah. Rama pun setuju.
Dan disini dia sekarang, bersama Dunia Barunya yang sedikit demi sedikit Yita kenalkan pada Rama.
^.^
Kicauan burung menemani langkah Rama menuju kelasnya. Tanpa dia sadari, dia menyunggingkan senyum yang manis di bibirnya. Senyum kebahagiaan karena kini dia sudah berada di dunia yang harusnya sejak dulu dia kenal.
“Rama rese’, tungguin dong !” teriak Yita dari belakang.
“Gak pake rese’ Ta. Rama aja haha.” Sambil tersenyum licik.
“Ah terserah gue dong. Mulut siapa ini? Mulut aku kan week jadi hak asasi lah.” Balas Yita sambil memonyongkan bibirnya.
“Sini aku bantu ! duuh yang jadi redaksi , sibuknya haha”
“Ga usah mulai deh Ram, rese’nya.”
”hehe iya iya Ta.”
^.^
Sudah hampir 3 bulan, setiap kali ke kantin dimana ada Rama pasti ada Yita. Masak udah jadi murid 3 bulan disini gak hafal-hafal ya jalan ke kantin hhi bukan-bukan, bukan itu masalahnya. Itu karena mereka kini adalah sahabat ditambah dengan si Niken dan Nito.
Jadi setiap lonceng istirahat berbunyi, mereka berempat gak pernah absen deh untuk ke kantin. Entah itu makan, minum atau bahkan sekedar ngobrol aja mereka tetep ke kantin. Tapi kalau buang air tetep di Toilet yaau ? haha.
“Eh Ken, To pada kenapa sih ? tumben-tumbenan duduknya jauh-jauhan.” Tanya Rama keheranan daritadi lihat Niken dan Nito pada diem-dieman, duduknya jauh-jauhan lagi padahal kan mereka pacaran.
“Atau jangan-jangan kalian sudah ..” belum selesai Yita ngomong, Nito langsung motong.
“Sembarangan lo, doain gue sama Niken putus!”
“Yang bilang putus sapa sih? Aduh, abang Nito sensi haha.” Balas Yita becanda.
“ih Yita tadi bilang sudah .. apa coba maksudnya kalo ga kesana?” jawab Niken ga kalah ngambek.
“Maksudnya Yita tuh ya, jangan-jangan kalian sudah baikan trus marahan lagi. Tadi tuh Nito kan motong Yita ngomong padahal belom selese. Ya kan Ta ?” bela Rama.
“Betul...mmmppfhh..tul.. hehe” kata Yita sambil mengunyah makanannya.
“Ngomong apaan sih lo?” Tanya Nito masih ngambek.
“Ya maaf kan lagi makan tadi. Gak enak kan musuhan ? diem-diemman gitu, dihh betah ya kalian ckck.” Jawab Yita.
“Sejujurnya sih enggak banget Ta.” Kata Nito melas.
“Iya, ga enak banget Ta, Ma kayak gini diem-diemman.” Kata Niken juga sambil menatap Rama dan Yita bergantian.
“Eh maaf ya? Kita bukan tukang pos. Jadi kalau ada pesan, bisa kalian langsung sampaikan pada orangnya. Ayo Ta pergi ! biarkan mereka berkreasi haha.” Jelas Rama panjang-lebar sambil melirik Nito dan Niken bergantian kemudian menarik tangan Yita.
“Ayo ! eh bakso gue bayarin ya ? kalian is the best deh haha.” Mohon Yita pada Nito dan Niken.
Rama dan Yita menghilang dibalik kerumunan siswa yang memadati kantin. Di bangku kantin, setelah Niken selesai cuap-cuap gara-gara Yita ninggalin semangkok bakso yang belom lunas. Nito memegang tangan Niken tanpa ragu dan meminta maaf jika dia berbuat kesalahan pada Niken dan begitu juga Niken. Dan mereka pun akur lagi prokprokprok jago deh si Rama + Yita haha.
^.^
Tangan mungil Pak Ail akhirnya memencet bel pulang sekolah. Fiuuuh ! leganya ..
Dalam hitungan detik, SMAN 6 bakalan jadi pasar tumpah dimana semua murid akan berhamburan keluar kelas dan berteriak lega penderitaan menuntut ilmu berakhir dan itu terjadilah sekarang wah wah bener-bener wajar sih tapi kalo dipikir-pikir unik dan aneh juga haha.
“Kita pulang duluan sob, Bye Bye thanks yee.” Sapa Nito dengan senyum lebarnya yang bikin Niken aja yang klepek-klepek haha.
“TiTi DJ ya..” balas Rama tak kalah ramahnya.
“Kamu dijemput kan Ram?” Tanya Yita.
“Iya Yit, kenapa mau nebeng ya haha.” Kumat deh double R-nya.
“Enggak kali aja, tiba-tiba lo disuruh pulang naek angkot sendiri sama ortu lo?hehe” canda Yita.
“Aku pengen tuh kayak gitu haha tapi nyampe rumah pasti dimarain.”
“Kenapa?” Tanya Yita penasaran setengah mampus.
“Hanya aku, ortuku dan Tuhan yang tahu Yita sayanggg wakakakak.” Jawab Rama mencoba menutupi rahasianya.
“Rese’nya mulai ah . whuu ?”
“Sudah sana, katanya rapat redaksi ntar telat loh.Aku mau jalan ke depan ya?”
“Iya, hati-hati Rama Rese’. Hehe.”
^.^
‘Maafkan aku Yita, aku bohong sama kamu lagi. Kamu memang orang yang paling dekat denganku setelah Mama , Papa dan Tuhan. Tapi kurasa kau tak perlu tahu soal itu, karena suatu saat pasti pertanyaanmu tadi akan terjawab.’ Kata Rama dalam hati sembari berjalan menuju taman di depan sekolah.
Selagi menunggu Papa dan Mamanya menjemput Rama, dia duduk termenung di salah satu kursi di taman itu. Pikirannya melayang pada beberapa bulan lalu yang keadaannya begitu berbeda dengan sekarang , ”THANKS GOD, I AM SO HAPPY NOW !”.
^.^
Rapat Redaksi selesai . .
“Yita, tunggu bentar deh.” Panggil Fely.
Yita menoleh pada Fely dan mengangguk, “Ada yang bisa gue bantu kah?”
“Iya nih, thanks before. Tolong lo kasik tau ke semua kelas X kalo ada yang mau nulis puisi, cerpen, artikel atau lainnya suruh kumpulin ke gue ya ! Paling lambat minggu depan.”
“Udah ? oke besok gue keliling ya. Bye” jawab Yita sambil meninggalkan perpus menuju tempat parkir.
^.^
“Mana sih Papa? Hmm, atau aku pulang pake angkot aja ya.” Tanya Rama pada diri-sendiri.
Entah sudah berapa lama, dia duduk diatas kursi taman favoritnya yang selalu menemani saat menunggu jemputan ortunya.
“Ya Ampun, Rama belom pulang? Gue anter yok.” Ajak Yita membuyarkan lamunan Rama.
“Eh baru pulang, ga usah nih mau nyari angkot?hehe.” Rama cari alasan.
“Yakin neh?” Canda Yita dengan nada meremehkan.
“Ngeremehin? Awas kamu ya!” ancam Rama becanda juga.
“Haha enggak kok Ram, ayok sama aku aja ! Kamu yang nyetir deh?” Ajak Yita sekali lagi.
“Tapi Ta?”
“Gak ada tapi-tapian ah. Come on boy !” katanya sambil berpindah posisi tempat duduk ke belakang.
Rama memang dulu pernah sempat belajar motor, untung saja motor milik Yita Automatic jadi Rama masih jauh lebih mampu. Coba enggak ? dia tetep ga mau rahasianya terbongkar.
Beberapa menit kemudian, Rama pun mulai sibuk dengan motor milik Yita. Sibuk nyetir motor maksudnya, dia terlihat lancar-lancar saja menyetirnya. Untunglah ! Tak sekali-dua kali mereka mengobrol selama perjalanan ke rumah Rama, mereka sudah terlihat seperti orang sedang pacaran saja. COCOK SEKALI !
Matinya mesin motor Yita, menandakan bahwa mereka sudah sampai di rumah Rama. ‘Cukup mewah juga! Pantesan anter jemput, orang kaya.’ gumam Yita dalam hati.
“Yuk masuk?” Ajak Rama pada Yita.
“Lain kali ya Ram. Gue mau pulang langsung aja deh, takut kemaleman.” Yita coba menolak.
“Makasih yah, rumah kamu dimana sih Yita?”
“Hanya aku , keluargaku dan Tuhan yang tau haha.” Balas Yita dengan senyuman si nenek sihir wakak
“Bales dendam? Hehe oke See You Tom..”
^.^
Di balik jendela rumah Rama, Papa dan Mama Rama tersenyum senang melihat anak kesayangannya sebahagia itu bersama gadis manis itu.
“Mungkinkah Pa, Rama menyukainya?” Tanya Mama pada Papa Rama.
“Sepertinya begitu Ma, anak kita sedang jatuh cinta.”
^.^
Rama merasa sangat bahagia sekali hari ini ! Siapa lagi kalau bukan karena gadis dengan kuncir kudanya itu ? yang selalu membuat harinya berarti dan berwarna-warni.
Setelah bunyi motor Yita memudar,
“Mungkinkah aku menyukaimu, menyayangimu atau bahkan mencintaimu gadis manis?” kata Rama pelan kemudian bergegas masuk ke dalam rumah.
^.^
“Assaamualaikum.”
“Walaikumsalam Rama.”
“Pa, Papa kemana sih kan Rama nungguin Papa lama banget tauk.” Kata Rama sedikit kesal.
“Maaf sayang, Papa tadi sama Mama ke acara pernikahan. Kami juga baru saja tiba. Maafkan kami ya pangeran kecilku?” bujuk Mama menyejukkan hati.
“Yasudah tak apalah Pa , Ma. Rama mau ganti baju dulu ya.”
“Setelah itu, kesini lagi ya sayang, ada yang ingin kami tanyakan?”
Tak lama kemudian dengan baju rumahannya Rama duduk di sofa yang menghadap Papa dan Mamanya.
“Ada apa Pa? Ada apa Ma?.” Tanya Rama penasaran.
“Siapa gadis manis tadi Ram?” pertanyaan Papanya membuatnya benar-benar kaget.
“Dia Yita. Sayyitanara Pa. Kenapa? Ada yang salah jika Rama berteman dengannya?”
“Sepertinya yang salah itu perasaanmu terhadap dia sayang?” Kata-kata Mamanya membuat dia lebih kaget lagi.
“Maksud Mama apa? Aku hanya berteman dengan Yita, tak lebih. Tetapi sepertinya ada yang beda, dan Rama gak ngerti ini karena Rama gak pernah ngerasainnya. Mungkinkah Rama mencintainya ?” Cerita Rama.
“Itulah namanya jatuh cinta Ram. Rasanya berjuta-juta bahagianya saat kamu bersamanya.” Jelas Papanya sambil tersenyum.
“Lalu aku harus apa?”
“Lakukan yang terbaik yang menurutmu bisa membuatnya bahagia bersamamu.”
“Makasih Pa , Ma !”.
^.^
Jam Weker di kamar Yita benar-benar memekakkan telinga, pantas saja Yita selalu bangun pagi. Wong dia pasang alarm pukul 4.00 am !
Yita bergegas mengambil handuk dan berlari kecil menuju kamar mandi.
^.^
Pukul 4.30 am, setelah Rama sholat shubuh dan membaca Al-Qur’an . .
Dia bergegas mandi untuk pergi ke sekolah bertemu dengan gadis manis berkuncir kuda yang mungkin dia cintai.
^.^
          Entah jodoh atau bagaimana mereka berpapasan di pintu gerbang  SMAN 6, Yita baru saja turun dari angkutan umum dan Rama turun dari kijang innova hitamnya. Dan berjalan bersampingan menuju kelas X-A.
Sesampainya di kelas, Yita segera meletakkan tasnya dan menulis sesuatu di papan tulis.
BAGI SISWA-SISWI YANG BERMINAT UNTUK KARYANYA TERCANTUM DI MAJALAH SEKOLAH. TOLONG KUMPULKAN NASKAHNYA KE FELYAN MANDA KELAS XI-C. PALING LAMBAT MINGGU DEPAN ! (PUISI,CERPEN,PANTUN,ARTIKEL,ETC)
Kemudian Yita pun langsung ngibrit keluar kelas, entah kemana? Mungkin menyampaikan pengumuman yang sama ke kelas lainnya.
Di bangkunya, Rama sibuk mencari kertas dan bulpen untuk menulis sesuatu. Dan terhanyut di dalamnya. Sangat serius menulis entah apa diatas lembaran itu.
^.^
Sepulang sekolah, Rama pamit untuk pulang duluan ke Yita, Nito dan Niken. Bukannya pulang Rama malah berlari-lari kecil menuju kelas XI-C.
Setelah melihat sosok yang sedari tadi dia cari, dia segera memberikan lembaran kertas dan menyuruh Fely menyimpannya dan jangan sampai Yita tahu tentang peristiwa ini.
Seuntai senyum dan ucapan terima kasih , Rama berikan untuk Fely atas kerja samanya. Rama pun, merasa lega dan segera mencari kijang innova hitam yang senantiasa menjemputnya untuk pulang ke rumah.
^.^
Sholat Dhuhur pun akhirnya Rama selesai tunaikan, dia merasa berat  sekali menunaikan sholat dhuhur kali ini. Entah kenapa dari tadi pagi, kepalanya tidak henti-hentinya cenat-cenut bahkan sekarang terasa berat sekali untuk dia bawa berjalan.
Langkah demi langkah menuju kasur kesayangannya dia lewati, dia hanya ingin mencoba menaruh kepalanya diatas kasur itu sebentar.
“Ya Allah, sudah lama sekali aku tak rasakan seperti ini ? apa ini saatnya ? Aku siap, semua sudah aku lakukan semampuku.” Kata Rama dengan terbata-bata.
Pranggg..
Vas bunga di kamarnya yang tak sengaja dia senggol, mengakibatkan tubuhnya tak mampu lagi menuntun dirinya menuju kasur itu. Dia terjatuh lemas ke lantai, dia masih setengah sadar.
Papa dan Mamanya yang mendengar pecahan itu segera berlari menuju kamar Rama, dan mendapati Rama terletak lemas di lantai.
“Rama, bertahanlah Papa bawa kamu ke rumah sakit!”
“Kepala Rama sakit banget Pa, Rama gak kuat !” kata Rama.
Mama Rama menangis, “Papa sama Mama gak pernah ngajarin Rama buat jadi orang lemah!”
Namun seketika itu juga, mata Rama tertutup dan Papa Rama segera menggendong Rama menuju mobilnya untuk segera dilarikan ke Rumah Sakit.
^.^
“Tante, becanda kan sama Yita kan tante ?” kata Yita tidak percaya bahwa Rama mengidap penyakit Kanker Otak Stadium Akhir.
“Maunya tante juga becanda Yit, tapi Allah pengen kenyataannya seperti itu.Kamu kesini ya ..” pinta Mama Rama.
“Pasti Tante!”
KLIK.
Yita segera mengirimkan sms pada Nito dan Niken juga teman lainnya memberitahukan bahwa Rama sakit.
Kemudian dia pun pergi ke Rumah Sakit dimana Rama ada disana, dibalik kaca helm gelapnya dia menangis. Dia tak percaya semua ini ! Karena Rama begitu pintar menyembunyikan semuanya dari Yita. Bukankah Rama bilang bahwa gak boleh ada rahasia diantara Yita dan Rama ? tapi dia sendiri. Rama kamu tetep aja rese’ meski kamu sakit. Rese’ mu tuh keterlaluan, GAK LUCU ! Kamu gak tau aja, selama ini aku benar-benar nyaman ada di dekatmu di sampingmu. Kamu sudah aku anggap lebih dari sekedar sahabat. Aku menyayangimu, mungkin mencintaimu? Yang jelas, aku takut kehilanganmu.
^.^
Dari jauh Tante Dhira tampak menangis di depan kamar Rama. Tangis yang tadinya sudah berhenti di mata Yita kini mulai menggenang lagi semakin mendekati kamar Rama. Someone Special buat Yita.
’Jangan pergi Ram! Aku belum sempet minta maaf karena sudah lancang mencintaimu dan aku juga belum sempet terima kasih karena kamu sudah ubah hariku jauuh lebih berwarna. Dengan kamu, rintangan sesulit apapun aku bisa lewati namun haruskah aku terbiasa lewati rintangan lainnya tanpa kamu nantinya? Senyumku yang biasanya tak pernah setulus saat aku senyum untukmu haruskah tak kutemui lagi? Aku mohon jangan ! Jadi ini jawaban dari semua pertanyaan-pertanyaanku. Oh sungguh ! maafkan aku Rama Denuard. Kembalilah ! Bertahanlah ! Aku disini ..’ kataku dalam hati.
“Yita ?” sapa Tante Dhira sambil menghapus air mata di pipinya.
“Iya tante. Gimana sama Rama?” kata Yita sambil membersihkan airmata yang sempat mengucur deras tadi.
“Tante mau ngomong..”
Kini Tante Dhira dan Om Prabu sedang berkisah tentang kehidupan Rama sesungguhnya. Yang sangat berbanding terbalik dengan yang Rama ceritakan ke Yita selama ini. ‘Rama Rama Oh Rama , kenapa sih kamu harus lakuin semua ini? Aku kan juga bisa jaga kamu yang lagi sakit’.
Mereka juga bercerita bahwa selama ini Rama juga sama seperti Yita, dia mencintai Yita seperti dia mencintai Rama ! Om dan Tante seneng ternyata Yita juga punya perasaan yang sama.’Tapi apa aku punya waktu untuk bisa bahagiain kamu Rama ? aku pengen punya kesempatan itu’
“Keluarga Rama ? saudara Rama ingin bertemu.” Kata Suster memberitahu. Yita pun diajak masuk oleh Om Prabu dan Tante Dhira.
“Sayang..” kata Om Prabu dan Tante Dhira penuh kasih sayang.
“Pa, Ma buat apa sih kalian ngasik semua fasilitas ini untuk Rama ? Ini sudah waktunya Rama Pa, Ma. Eman kan uangnya Cuma untuk dihambur-hamburin.”
“Sayang kita lakukan ini semua demi kesembuhan kamu nak.”
“Rama gak akan sembuh Pa. Ini sudah takdir Rama ! Papa lepasin semua alat ini, Rama justru tersiksa dengan semua ini.”
“Mama gak suka kamu ngomong gitu. Allah masih ngasik kesempatan kamu Rama melalui alat-alat ini!”
“Rama sudah siap kok Ma, tolong lepasin ya..”
“Rama aku sayang kamu ! Jangan tinggalin aku.”
“Aku gak ninggalin kamu kok, aku selalu ada di hatimu. Kalau kamu kangen, kamu lihat langit malam ya . InsyaAllah aku ada disana ngeliatin kamu perhatiin kamu dari atas sana nantik.Aku bahagia karena kamu ajarin aku banyak hal. Terimakasih Gadis berkuncir kuda ! I LOVE YOU.. Jangan nangisin aku lagi!”
Air mata dari mata indah Yita makin deras saat mata Rama tertutup dan bibirnya menyunggingkan senyum termanis Rama yang pernah dia lihat ! sampai kapan pun, nama Rama Denuard akan selalu ada di dalam lubuk hatinya terdalam dan takkan pernah ada yang menggantikannya, I LOVE YOU TOO..
^.^
Pemakaman Rama hari ini diselimuti oleh awan biru yang cerah. Sinarnya seakan menyampaikan pesan bahwa Rama sayang kami semua tanpa terkecuali.
Kau memang laki-laki yang berbeda..
Papa dan Mamamu masih jongkok menangisi batu nisan yang teukir indah namamu. Kamu Ulang Tahun hari ini sama sepertiku, Happy Birthday Rama and Happy Birthday Yita ! Love Forever dan hari ini tepat satu tahunnya kamu jadi murid di SMAN 6, lebih tepatnya satu tahun kamu bisa kenal DUNIA LUAR, Dunia Yang Sesungguhnya.
“Hey, Yit. Waktu itu Rama sempet titip ini ke aku? Buat kamu.” Fely berkata padaku.
“Apa ini Fel?”
“Mungkin kado Ulang Tahun untukmu! Happy birthday yah” jawab Fely sambil tersenyum manis dan meninggalkanku sendiri.
Ku buka Lembaran ini...



GADIS MANIS BERKUNCIR KUDA
Siapakah dia ?
Siapakah gerangan gadis manis itu?
Yang sedang turun dari angkutan umum
Senyuman manis yang paling manis yang pernah kutemukan
Dengan Rambutnya yang lucu,diikat
Dikuncir layaknya seperti buntut kuda
Aku suka dia pada pandangan pertama
Pada hari pertamaku menjajali Dunia Manusia yang Sesungguhnya
Dia yang kini selalu di sampingku,
Temani hariku,
Bahagiakan kesepianku,
Dan tak lupa senyumnya membuatku tersenyum cerah
Hei gadis manis. .
Aku harap kau bisa terima
Saat aku tak lagi di sampingmu,
Menemani harimu,
Bahagiakanmu,
Dan membuatmu tersenyum
Aku tau kau gadis yang berbeda
Jadi tetaplah tersenyum
Karena aku diatas sini
Ingin melihatnya selalu dari bibirmu
Jangan bersedih, aku mencintaimu selamanya
Aku ada diantara bintang malam
Jika kau rindu
Aku akan terus perhatikanmu dari sini sayang.
“Happy Birthday To You ! Love You”
Muach.

2 Juli 2008

^.^
-The End-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar