Hari raya ketupat atau biasa disebut
Tellasan Topa’ dilakukan pada h+7 sesudah lebaran idul fitri. Ketupat yang selama ini dicap sebagai makanan
khas lebaran di Madura biasanya baru muncul pada hari ketujuh tersebut. Di Madura, saat tersebut lazim disebut
Tellasan Topa’. Biasanya lebaran ketupat
diawali dengan rutinitas puasa syawal seminggu penuh.
Tellasan Topa’ juga berarti dimana
sehari itu banyak orang Madura yang memakan ketupat (topa’) dan juga setiap
Tellasan Topa’ banyak orang berkumpul di daerah pesisir setelah melakukan puasa
sunnah syawal selama 6 hari dan setelah melakukan puasa itu masyarakat tersebut
biasanya melakukan suatu adat yang sifatnya bersenang-senang.
Sama seperti di wilayah lain, pakaian
yang dikenakan pada saat Tellasan Topa’ adalah yang dianggap terbaik. Tetapi uniknya, mayoritas wanita Madura
selalu melengkapi diri dengan perhiasan emas.
Pihak yang tak paham akan hal tersebut mungkin akan menganggap hal
tersebut sebagai sesuatu yang negative,
seolah-olah saat lebaran dijadikan ajang saling pamer kekayaan. Padahal nilai yang terkandung di balik
tradisi gelar perhiasan tersebut adalah bukan untuk ekspresi kesombongan melainkan sekedar menunjukkan bahwa kerja
keras mereka telah membuahkan hasil.
Istilah Tellasan sendiri, menurut
penyair Madura berarti habis. Dari sisi religius, Tellasan berarti
penghabisan dosa manusia karena telah saling .
Tapi tafsiran lain menyebutkan, Tellasan bias diartikan sebagai bentuk
pesta perayaan pasca puasa yang dilakukan habis-habisan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar