PENGARUH PERAN DAN FUNGSI BANK SENTRAL
PADA BANK TABUNGAN NEGARA di BANGKALAN
Oleh :
1.
Wahyu
Rahmawati
2.
Safira
Nur Muchlisina
3.
Aditia
Rizka Rahadi
DIAJUKAN UNTUK MENGIKUTI LOMBA
KARYA TULIS ILMIAH
SMA/SMK/MA Se-JAWA 2012
SMA NEGERI 1 BANGKALAN
2012
KARYA TULIS ILMIAH
PENGARUH PERAN DAN
FUNGSI BANK SENTRAL
PADA BANK TABUNGAN
NEGARA di BANGKALAN
Diajukan
untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah
SMA/SMK/MA
Se- Jawa 2012
Oleh
:
1. Wahyu
Rahmawati
2. Safira
Nur Muchlisina
3. Aditia
Rizka Rahadi
SMA
NEGERI 1 BANGKALAN
2012
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya
sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis ini dengan judul “ Pengaruh Peran dan Fungsi Bank Sentral pada Bank
Tabungan Negara di Bangkalan “ dengan baik dan lancar.
Penulisan Karya Tulis ini tidak
terlepas dari kesulitan dan hambatan, namun berkat bimbingan, pengarahan dan
bantuan dari berbagai pihak, Karya Tulis ini dapat terselesaikan. Oleh karena
itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu baik berupa materi maupun non-materi.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis
ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis memohon saran dan kritik
yang bersifat membangun sehingga berguna bagi pembuatan Karya Tulis
selanjutnya.
Semoga Allah SWT memberikan balasan
pahala atas segala amal yang telah diberikan dan semoga Karya Tulis ini berguna
baik bagi penulis maupun pihak lain yang memanfaatkan.
Bangkalan, 25
Januari 2012
Penulis
ABSTRAK
Sebagai suatu lembaga keuangan
negara yang independen dan bebas dari campur tangan pemerintah ataupun pihak
lainnya, status dan kedudukan Bank
Sentral
agar dapat melaksanakan peran dan fungsinya secara lebih efektif dan efisien
sangat diperlukan. Sehingga Bank Indonesia mampu menjalankan
fungsinya sebagai otoritas moneter, pemelihara stabilitas ekonomi nasional
serta memperlancar pembangunan nasional dengan baik.
Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui peranan penting Bank Sentral dan perbankan dalam
menentukan arah kebijakan moneter , faktor yang menjadi hambatan dalam
melaksanakan peran dan fungsi Bank Indonesia dan cara mencegah hambatan yang
mengancam kinerja Bank Indonesia agar
Bank Indonesia mampu menjalankan kinerjanya secara lebih efektif dan
efisien.
Desain penelitian ini adalah
pengumpulan data dengan wawancara dan studi deskriptif. Penelitian ini
menggunakan teknik simple purposive sample (system sampel bertujuan) dengan
besar sampel 3 respo. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pedoman wawancara. Hasil dari penelitian adalah didapatkan bahwa
sebagian besar lembaga keuangan mengalami permasalahan dalam pemberian kredit.
Dari penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa dalam menciptakan perbankan yang sehat
dan kuat dapat terwujud apabila perbankan dapat menjalankan fungsi
intermediasinya serta adanya keterikatan yang erat antara antara otoritas
moneter dan lembaga keuangan atau perbankan secara lebih efektif dan efisien sangat
diperlukan. Selain
itu, Bank Indonesia dalam strategi operasi kebijakan moneter harus memberikan
ruang yang lebih luas bagi pelaku ekonomi khususnya bankir yang masih minim
pengalaman agar dapat mengembangkan potensi yang dimikilinya sehingga mampu menjadi
bankir yang tangguh dan profesional.
DAFTAR
ISI
Judul ………………………………………………………………………………………….
ii
Kata Pengantar ……………………………………………………………………………….
iii
Abstrak ………………………………………………………………………………………
iv
Daftar isi ……………………………………………………………………………………...
v
BAB
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………...1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………….
1
1.3 Tujuan …………………………………………………………………………
1
1.4 Manfaat ………………………………………………………………………..
2
BAB 2 TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Konsep Dasar Perbankan ……………………………………………………... 3
2.2
Konsep Dasar Kebijakan Moneter ………….…………………………………3
2.3 Pentingnya Keefektifitasan
Kebijakan Moneter dan Hambatan yang
mengancam ……………………………………………………………………
3
2.4 Profil Bank Tabungan Negara (BTN) ……………………………………....... 4
BAB 3 METODE
PENELITIAN
3.1 Jenis dan Rancang Bangun Penelitian ……………………………………….. 5
3.2 Populasi Penelitian …………………………………………………………… 5
3.3 Sampel, Besar Sampel, Cara Penentuan dan Cara
Pengambilan Sampel ……. 5
3.4 Lokasi dan Waktu penelitian ………………………………………………… 6
3.5 Kerangka Operasional Penelitian ……………………………………………. 6
3.6 Instrumen Penelitian dan Cara Pengumpulan Data …………………………7
3.7 Pengolahan Data ..…………………………………………………………….7
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Permasalahan yang dihadapi
perbankan ………………………………………8
4.2 Peran Bank Indonesia dalam
menyelesaikan permasalahan …………………..9
BAB 5 PENUTUP
5.1
Kesimpulan ……………………………………………………………………10
5.2 Saran …………………………………………………………………………..10
Daftar Pustaka …………………………………………………………………………
Lampiran
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Tahun 1997/1998 merupakan tahun terberat
dalam tiga dekade pelaksanaan pembangunan Indonesia. Gambaran yang
memprihatinkan ini sehubungan dengan perkembangan defisit Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) yang berimplikasi pada tingginya inflasi yang
terus-menerus terjadi dan telah mengganggu keseimbangan moneter. Padahal tiga fungsi utama dari APBN
salah satunya adalah fungsi stabilisasi. Yakni anggaran menjadi sarana untuk
memelihara dan mengupayakan keseimbangan dan stabilitas perekonomian. Baik
pengalokasian maupun pendistribusian anggaran harus mampu menciptakan dan
menjaga arus uang dan barang (Muh. Nurdin,2007). Sejak itu, kinerja
perekonomian Indonesia menurun tajam dan berubah menjadi krisis berkepanjangan
di berbagai bidang.
Oleh karena itu, sebagai suatu lembaga
keuangan negara yang independen dan bebas dari campur tangan pemerintah ataupun
pihak lainnya, status dan kedudukan Bank
Sentral
agar dapat melaksanakan peran dan fungsinya secara lebih efektif dan efisien
sangat diperlukan. Namun pada dasarnya membangun ekonomi Indonesia tidak
terlepas dari peranan pemerintah, pelaku-pelaku usaha serta lembaga-lembaga
keuangan lainnya.
Keterkaitan inilah yang akan membantu
pemerintah sebagai agen pembangunan untuk mendorong Sehingga Bank Indonesia
mampu menjalankan fungsinya sebagai ototritas moneter, pemelihara stabilitas
ekonomi nasional serta memperlancar pembangunan nasional secara lebih efektif
dan efisien kelancaran produksi pada dunia usaha.
1.2 Rumusan
Masalah
1.2.1 Hambatan
apa yang ditemukan untuk terus menjalankan peran dan fungsi BI secara lebih
efektif dan efisien?
1.2.2 Bagaimana
cara mencegah atau mengatasi hambatan yang mengancam kinerja BI?
1.3 Tujuan
1.3.1
Tujuan
Umum
Untuk mengetahui sebatas mana perkembangan dunia
perbankan dan perekonomian nasional.
1.3.2
Tujuan
Khusus
1.3.2.1
Mengetahui
faktor-faktor yang menjadi hambatan dalam melaksanakan peran dan fungsi BI.
1.3.2.2 Mengetahui cara mencegah hambatan yang mengancam
kinerja BI.
1.4 Manfaat
1.4.1
Bagi
Penulis
1.4.1.1
Menambah
pengetahuan mengenai peranan penting perbankan dalam menentukan arah kebijakan
moneter tahun 2012.
1.4.1.2
Dapat
menjadi sarana untuk menganalisa suatu masalah perbankan
1.4.2
Bagi
Pembaca
1.4.2.1
Memberikan
informasi mengenai peran Bank Sentral dan perbankan dalam menentukan arah
kebijakan moneter.
BAB 2
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Konsep Dasar Perbankan
Undang-undang Negara Republik
Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan yang
dimaksud dengan bank adalah bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvesional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Undang-undang No. 23/ 1998
tentang bank sentral adalah Republik Indonesia yang merupakan lembaga
independen, bebas dari campur tangan pemerintah dan atau pihak-pihak lainnya,
kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang yang
mengaturnya (Dahlan Siamat,2001).
2.2
Konsep Dasar Kebijakan Moneter.
Kebijakan moneter adalah kebijakan
dari otoritas moneter (bank sentral) dalam bentuk pengendalian agregat moneter
(seperti uang beredar, uang primer atau kredit perbankan) untuk mencapai
perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan. Perkembangan perekonomian
yang diinginkan dicerminkan oleh stabilitas harga serta pertumbuhan ekonomi
(Anita Kristina, 2010). Bank Indonesia berwenang menetapkan sasaran-sasaran
moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi. Bank Indonesia juga dapat
melakukan upaya pengendalian moneter melalui operasi pasar terbuka, penetapan
tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum serta pengaturan kredit atau
pembiayaan (www.bi.go.id).
2.3
Pentingnya Keefektifitasan Kebijakan Moneter dan Hambatan yang Mengancam
Bank dalam perekonomian memiliki
tempat yang teramat penting sebagai lembaga yang dapat mempengaruhi kegiatan
perekonomian. Disamping itu bank
merupakan
aktor dalam pelaksanaan kebijakan moneter. Bank Sentral dalam menjalankan kebijakan
moneter dengan menggunakan berbagai instrumen moneter, bank-bank umumlah yang
menjadi mediator dalam mempengaruhi jumlah uang beredar. Yang merupakan sasaran
kebijakan moneter. Kebijakan inilah yang mencerminkan betapa pentingnya
keefektifitasan pengambilan kebijakan moneter agar terjadi keseimbangan intern
dan ekstern. Keseimbangan intern diwujudkan dengan tercapainya laju pertumbuhan
ekonomi yang tinggi dan dipertahankannya laju inflasi yang rendah. Sementara
itu keseimbangan ekstern ditunjukan agar neraca pembayaran (balance of payment)
seimbang dalam arti bahwa neraca pembayaran internasional suatu negara tidak
defisit.
Namun semua tidak berjalan mulus.
Ada saja hambatan untuk meningkatkan keefektifitasan dari kebijakan moneter
yang membuat berbagai instrumen moneter terhambat. Situasi ini umumnya
disebabkan karena adanya tujuan yang saling bertentangan, faktor kelambanan (Time Lag) serta pengaruh lembaga
keuangan yang perilakunya tidak sepenuhnya berada dibawah pengawasan Bank
Sentral. Adanya hambatan seperti inilah yang akan dapat mempengaruhi bahkan
menyebabkan tidak efektifitasnya suatu
kebijakan ekonomi (Anita Kristina,2010).
2.4 Profil Bank Tabungan Negara (BTN)
Visi Bank BTN
Menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan.
Menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan.
Misi Bank BTN
- Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan industri terkait, pembiayaan konsumsi dan usaha kecil menengah.
- Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembangan produk, jasa dan jaringan strategis berbasis teknologi terkini.
- Menyiapkan dan mengembangkan Human Capital yang berkualitas, profesional dan memiliki integritas tinggi.
- Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan good corporate governance untuk meningkatkan Shareholder Value
- Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.
BAB
3
METODE
PENELITIAN
3.1 Jenis
dan Rancang Bangun Penelitian
Desain
Penelitian ini adalah keseluruhan dari perencanaan untuk menjawab pertanyaan
penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin timbul selama
proses penelitian (Nursalam dan Pariani,2002).
Desain
penelitian ini adalah untuk mempelajari dinamika antara faktor resiko dengan
efek, dengan cara wawancara dan studi deskriptif.
3.2 Populasi
Penelitian
Populasi
penelitian adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang diteliti
(Notoatmodjo,2005). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai BUMN di Kabupaten Bangkalan.
3.3 Sampel,
Besar Sampel, Cara Penentuan dan Cara Pengambilan Sampel
3.3.1
Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari
keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
(Notoatmodjo,2005).
Sampel dalam penelitian ini adalah
sebagian pegawai BUMN di Kabupaten Bangkalan.
3.3.1.1 Kriteria
Inklusi
Kriteria
Inklusi adalah karateristik umum subyek penelitian dari suatu populasi target
dan terjangkau yang akan diteliti (Nursalam,2003). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah pegawai
Bank Umum Milik Negara
(BUMN) di Kabupaten Bangkalan yang bersedia di wawancara.
3.3.1.2 Kriteria
Eksklusi
Kriteria
Eksklusi adalah hal-hal yang tidak termasuk dalam kriteria inklusi. Kriteria
eksklusi dalam penelitian ini adalah pegawai
Bank Umum Milik Negara
(BUMN) di Kabupaten Bangkalan yang tidak
bersedia di wawancara.
3.3.2
Besar Sampel
Besar
sampel adalah banyaknya anggota yang dijadikan sampel (Nursalam,2003). Adapun
besar sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 3 responden.
3.3.3
Cara Penentuan dan pengambilan sampel
Teknik
Pengambilan Sampel adalah cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel agar
memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subyek penelitian
(Nursalam,2003).
Pada
penelitian ini menggunakan teknik simple purposive sample (sistem sampel
bertujuan) yaitu pengambilan subyek bukan didasarkan atas strata atau random
tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu (Arikunto, Suharsimi 1998).
3.4
Lokasi dan Waktu Penelitian
3.4.1
Lokasi Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan di Kantor BTN Bangkalan.
3.4.2
Waktu Penelitian
Waktu Penelitian ini
mulai tanggal 21 Januari 2012.
3.5
Kerangka Operasional Penelitian
Kerangka Operasional adalah pentahapan langkah-langkah dalam aktivitas ilmiah mulai dari penetapan populasi, sampel dan seterusnya yaitu kegiatan sejak awal penelitian dilaksanakan (Nursalam,2003).
Gambar
3.1 Kerangka Operasional
3.6
Instrumen Penelitian dan Cara
Pengumpulan Data
3.6.1
Instrumen Penelitian
Instrumen Penelitian adalah alat-alat yang akan
digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmojo,2005). Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara.
3.6.2
Cara Pengumpulan Data
Cara
pengumpulan data adalah cara atau metode yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitian (Notoatmodjo,2005). Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan
responden.
3.7
Pengolahan Data
Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan pemilahan
data dengan cara memahami jawaban responden tanpa mengubah inti jawaban. Selanjutnya
pertanyaan yang muncul dalam penelitian akan dipadukan dengan referensi yang
sesuai dengan jawaban responden yakni dengan mengidentifikasi masalah yang
timbul.
BAB
4
PEMBAHASAN
4.1. Permasalahan yang dihadapi perbankan
Struktur instrument keuangan yang
sehat ditunjang oleh keuangan yang sehat pula, tentu akan membantu berbagai
langkah stabilitas ekonomi mencapai sasarannya. Oleh karena itu, dibutuhkan
pelaku pasar keuangan yang mampu menangkap sinyal-sinyal indikatif yang diisyaratkan
oleh otoritas perbankan. Sejalan dengan hal tersebut, Bank Indonesia sebagai
otoritas moneter terus berupaya dalam meningkatkan profesionalisme pelaku dalam
sektor perbankan agar dapat menciptakan bankir yang tangguh dan profesional.
Terciptanya perbankan yang sehat dan
kuat tidaklah cukup untuk menghadapi tantangan yang sangat nyata didepan yakni
perwujudan Ekonomi ASEAN 2015. Perbankan yang dapat menjalankan fungsi
intermediasi serta terciptanya keterikatan yang erat antara otoritas moneter
dan lembaga keuangan secara lebih efektif dan efisien sangat diperlukan.
Berdasarkan hasil penelitian,
permasalahan yang dihadapi oleh lembaga keuangan atau bank secara umum adalah
pemberian kredit. Yang mana hal ini sangat berhubungan erat dengan Aktiva
Produktif. Penilaian aktiva produktif meliputi kualitas kredit dan surat
berharga yang dimiliki bank,
selanjutnya atas dasar penilaian aktiva
produktif tersebut Bank Indonesia mewajibkan semua bank membentuk penyisihan
penghapusan aktiva produktif yang dimiliki guna menutup resiko kemungkinan
kerugian atas aktiva produktif tersebut. Secara lebih rinci dalam masalah ini
kredit dibagi menjadi dua yakni kredit konsumtif dan kredit produktif.
4.1.1 Kredit Konsumtif
Kredit konsumtif terjadi akibat
kegagalan atau ketidakmampuan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang
diterima dari bank beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah
ditentukan atau dijadwalkan. Padahal untuk mencapai sasaran jangka panjang
maupun jangka pendek perbankan harus mempertimbangkan faktor-faktor resiko yang
dapat membahayakan kondisi usaha bank.
Untuk
mencapai sasaran tersebut, manajemen bank harus memperhatikan beberapa hal
dalam pengelolaan aktiva dan kewajibannya sebagai berikut:
1. Mengelola
likuiditas.
2. Memperkecil
resiko dengan mengalokasikan dananya pada aset yang berisiko rendah.
3. Memperoleh
dana dengan biaya rendah.
4. Menentukan
jumlah modal yang harus dipertahankan dan meningkatkan modal sesuai kebutuhan.
Tentu
hal ini tidak dapat terpenuhi apabila suatu bank mengalami kredit konsumtif.
Ini dikarenakan bank tidak mampu memenuhi likuiditas wajib minimumnya sehingga
menyebabkan kas suatu bank (-) atau negatif. Salah satu faktor yang menyebabkan
hal ini adalah lemahnya manejerial bank yang telah mengakibatkan penurunan
kualitas aktiva produktifitasnya dan meningkatkan resiko yang dihadapi oleh
bank.
4.1.2
Kredit Produktif
Kredit
produktif terjadi apabila nasabah mampu mengembalikan jumlah pinjaman yang
diterima dari bank beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah
ditentukan atau dijadwalkan. Ketepatan nasabah dalam mengembalikan pinjaman pun
sangat berpengaruh terhadap permodalan bank. Penggunaan modal bank yang
dimaksud adalah untuk memenuhi segala kebutuhan guna menunjang kegiatan
operasional bank, salah satunya kewajiban penyediaan modal minimum yang ditetapkan oleh otoritas moneter
pun dapat terpenuhi.
Kredit produktif memang seharusnya dijalankan oleh
lembaga keuangan namun permasalahan yang dihadapi oleh lembaga keuangan yaitu
tidak semua nasabah yang meminjam uang di bank mampu mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari bank serta
bunganya tepat waktu. Hal ini disebabkan karena ketidakmampuan nasabah dalam
mengelola uang yang telah dipinjam.
4.2
Peran Bank Indonesia dalam menyelesaikan
permasalahan
Kaitannya
dalam permasalahan yang dihadapi oleh perbankan untuk memungkinkan pelaksanaan
kebijakan moneter secara lebih efektif dan efisien, Bank Indonesia harus mampu
menjalankan peran kebijakan moneter dalam rangka meningkatkan efisiensi
perbankan guna mengoptimalkan kontibusinya dalam perekonomian.
Bank
Indonesia dalam strategi operasi kebijakan moneter harus memberikan ruang yang
lebih luas bagi pelaku ekonomi khususnya bankir yang masih minim pengalaman.
Sehingga, mampu meningkatkan profesionalitas yang akan membuat pelaku ekonomi
memiliki kemampuan yang mumpuni dalam bidangnya. Bankir yang tangguh dan
professional diharapakan mampu menangkap sinyal-sinyal indikatif yang
diisyaratkan oleh otoritas moneter. Dengan hal ini, operasi moneter yang
bertumpu pada instrument-instrumen secara langsung dapat menghidupkan aktivitas
guna mendorong pengelolaan likuiditas perbankan secara lebih sehat dan efisien.
Selain
hal tersebut, Bank Indonesia perlu mendorong intermediasi perbankan melalui
barbagai upaya. Upaya-upaya yang dimaksud adalah perluasan akses informasi
perbankan kepada masyarakat khususnya mengenai layanan perbankan yakni melalui
pengembangan edukasi keuangan.
BAB 5
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Menciptakan perbankan yang sehat dan
kuat dapat terwujud apabila perbankan dapat menjalankan fungsi intermediasinya
serta adanya keterikatan yang erat antara antara otoritas moneter dan lembaga
keuangan atau perbankan secara lebih efektif dan efisien. Namun permasalahan
yang sering dihadapi oleh lembaga keuangan khusunya perbankan adalah pemberian
kredit kepada nasabah. Hal ini disebabkan karena sebagian besar nasabah tidak
mampu mengembalikan dana yang diterima dari bank beserta bunganya dalan jangka
waktu yang ditentukan. Hal inilah yang menyebabkan lembaga keungan khususnya
perbankan mengalami defisit, padahal bank harus menyediakan cadangan wajib yang
ditentukan oleh otoritas moneter. Oleh karena itu dalam menyelesaikan masalah
ini, Bank Indonesia perlu mendorong intermediasi perbankan melalui berbagai
upaya serta menciptakan bankir yang tangguh dan profesional agar mampu menilai
dengan lebih jeli pada kesempatan yang menguntungkan.
5.2
Saran
1. Bank
Indonesia harus mampu mengoptimalkan peran kebijakan moneter dalam
mendorong kapasitas
perekonomian
2. Bank
Indonesia dalam strategi operasi kebijakan moneter harus memberikan ruang yang
lebih luas bagi pelaku ekonomi khususnya bankir yang masih minim pengalaman
seperti mengadakan pelatihan pengembangan skill.
3. Bank
Indonesia harus mempermudah akses informasi bagi masyarakat dalam hal yang berkaitan
dengan layanan perbankan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Dr. 1998. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta.
Boediono. 1981. Ekonomi
Internasional. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.
Dahlan, Siamat. 2001. Manajemen
Lembaga Keuangan. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Kristiani, Anita. 2010. Pengantar
Ekonomi Makro. Bangkalan : Trunojoyo.
Nurdin, Muh. 2007. Kompeten
Ekonomi. Makaasar : Mitra Media.
Nursalam dan Pariani, S. 2002. Pendekatan
Praktis Metodologi Riset. Jakarta : CV. Sagung Septo.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineta Cipta.
www.bi.go.id
Lampiran
Lembar
Pertanyaan
Tanggal
Penelitian :
No.
Responden :
Pertanyaan :
- Menurut anda, apakah perlu Bank Sentral perlu menerapkan suatu sistematika kerja yang efektif dan efisien? Mengapa?
- Apa permasalahan yang sering dialami oleh Bank Tabungan Negara?
- Apa pengaruh peran dan fungsi Bank Sentral terhadap Bank Tabungan Negara?
- Bagaimana cara Bank Tabungan Negara dalam mengatasi masalah tersebut kaitannya dengan peran Bank Sentral sebagai otoritas moneter?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar