2 Juli 2007
“makasih ya pak!” kata seorang
gadis dengan rambut dikuncir layaknya buntut kuda itu sembari turun dari
angkutan umum.
“sama-sama neng.” Balas si
pak sopir angkot.
Tepat di depan angkutan
yang baru saja dia naiki, nampak seorang laki-laki yang sedang turun dari mobil
kijang innova hitamnya. Gadis dengan kuncir kudanya yang tak sengaja melihatnya
bergumam dalam hati, ‘manja deh jadi anak laki juga pake dianter segala!’
Lalu dia pun melanjutkan
langkah kakinya yang sempat terhenti tadi. Wajahnya pun terlihat lemas ketika
melintasi lapangan basket yang menjadi rute pertama menuju kelasnya, kelasnya
berada di paling ujung SMAN 6.’Fiuh capek !’
“Yit niru pr matematikanya
dong?” rengek temannya ketika dia baru saja menghela nafas lega ketika sampai
di kelasnya.
“bentar ya, gue ambilin!”
balas Yita dengan senyum manisnya.
Meskipun masih pagi buta,
tapi banyak teman Yita yang sudah berhamburan masuk sekolah. Kalau dibilang
karena mereka rajin sih enggak ya? Biasalah, pelajar kalau datang pagi-pagi
gitu soalnya ada pr yang belum dikerjain.
Setelah memberikan buku
tulis matematika pada salah satu
temannya, Yita pun mencari bangku yang masih kosong. Ternyata hanya bangku
paling pojok belakang yang belum berpenghuni, dengan amat terpaksa Yita pun
duduk disana sendirian lagi ckck karena yang menghuni kelas X-A jumlahnya
ganjil alhasil siapa yang datang belakangan ya duduk belakang-belakang dong
haha.
^.^
Lonceng sekolah sudah
dibunyikan rupanya oleh Pak Ail, si satpam sekolah. Serentak teman-teman Yita
pun kembali ke bangkunya masing-masing sebelum si Guru Bawel datang dan
memberikan siraman rohani yang bisa-bisa baru selesai 5 abad lagi. Heran deh,
padahal biasanya yang bawel tuh Guru Bahasa deh eh ini kok ya malah Guru
Matematika, cowok lagi.Ajaib gak tuh ? ckck
Durian runtuh sedang
menghampiri kelas X-A rupanya. Pak Seno, sang Guru Matematika tidak masuk hari
ini betapa bahagianya Yita dan juga teman-temannya. Alhasil, kelas pun jadi
amburadul. Ada yang dengerin music, keluar kelas ke kantin mungkin, bahkan ada
yang sedang main lempar-lemparan spidol di dalam kelas ckck. Hanya Yita-lah
yang bertahan di bangkunya ditemani dengan novel yang baru dibelikan oleh sang
kakak.
Saking asyiknya dengan novelnya
Yita tidak sadar bahwa Bapak Kepala Sekolah sedang berdiri di depan kelasnya
membawa satu laki-laki seusianya.
“Yit, taroh novel lo !”
bisik Adi teman yang duduk di depannya.
“Ada apa emang Di? Lagi
asik ah..” tolaknya.
“Tuh di depan ada...”
belum selesai Adi bicara, Pak Kepsek sudah menegur Yita duluan.
“Yita bisa perhatikan saya
bicara dulu tidak?”
Dasar eh Yita kumat
polosnya !
“Daritadi kan aku wes
bilang Di, lagi seru nih ceritanya. Hufff.” Jawab Yita yang masih mengira bahwa
Adi yang ngomong.
“YITAAA!” teriak Pak
Kepsek.
Seiring dengan teriakan
itu, tak sengaja novel yang sedang dia baca terlempar ke atas menimpa kepalanya
sendiri.
“Ugh, kamu sih
gara-garanya..
Eh Bapak Kepala Sekolah
apa kabar Pak ?” sapa Yita yang baru sadar dari kebegoannya tadi dengan wajah yang
mulai memerah.
“Apa urusan anda? Kabar
saya baik atau tidak! Sekarang bisa kan perhatikan saya disini.” Perintah Pak
Kepsek.
“hehe bisa-bisa pak.”
Balas Yita dengan malu setengah mati.
Dia terkejut melihat
laki-laki yang berdiri disamping Pak Kepsek yang sedang cekikikan
menertawainya. ‘Sial!’ pekiknya. Laki-laki itu ternyata adalah laki-laki yang
ditemuinya tadi pagi di depan sekolah yang dianter PapaMamanya.
Yita makin shock ! Saat
Pak Kepsek memperkenalkan laki-laki itu sebagai murid baru di kelasnya apalagi
ketika laki-laki tersebut duduk di sampingnya yang kebetulan memang merupakan
bangku kosong.
‘Gila nih orang! Baru
sekali ketemu udah bikin aku jadi Orang Paling Malu-maluin Sedunia gara-gara
kebegoanku tadi. Huh. Mana kayak puas banget ngetawain akunya? Awas ya.’ Kata
Yita dalam hati.
Saking sibuknya daritadi
mikirin gimana caranya ngebales laki-laki itu, sampai-sampai pas perkenalan
tadi Yita tak memperhatikan sama sekali si cowok itu berbicara jadinya sekarang
dia canggung sama tuh cowok.
Apalagi pas nyaris semua
teman ceweknya mengerubungi bangkunya lebih tepatnya bangku si cowok rese’,dia
malah jadi Obat Nyamuk. Gimana enggak ? murid baru yang entah pindahan darimana
itu (Yita gak dengerin tadi) keren loh dengan Postur tubuhnya yang proporsional
juga wajahnya yang ganteng banget itu menarik perhatian si mahluk hawa di kelas
X-A.
^.^
“Betah ya kamu di bangku
mulu?” tanya si cowok rese’ pada Yita yang kebetulan daritadi gak keluar kelas
juga seperti anak lainnya padahal jam istirahat.
“Ngomong sama aku?” jawab
Yita malas-malasan.
“Enggak kok, sama tembok
tuh di belakangmu!” candanya.
“Oh situ orang gila toh,
yauda gih lanjutin ngomongnya.” Balas Yita jutek.
Tiba-tiba si cowok rese’
itu menunduk ke bawah bangku seperti mau ..
“Eh cowok rese’ bin gila !
mau ngapain lo? Gue teriak nih !” kata Yita dengan nada ketakutan.
“hahaahaha..”
“Malah ketawa , cepetan lo
ke atas! Kalo gak gue gebukin.” Ancam Yita dengan serius.
“Hahaha, kamu tuh curigaan
banget sih ! Nih loh novelmu tadi kan sempet kena kepalamu pas kamu lempar,
belom sempet kamu ambil ya?” kata si cowok rese’ dengan senyuman yang bikin
cewek klepek-klepek sambil memberikan novel pada Yita.
“Makasih !” jawab Yita
menyembunyikan wajahnya yang pasti sudah memerah karena malu tadi sempet mikir
yang macem-macem sama si cowok rese’ yang juga baik hati.
“Cuma gitu aja! Tau gitu,
aku biarin deh di bawah biar kena injek trus rusak padahal tadi aku sampe
hamper mau digebukin sama kamu tuh.” Balas si cowok rese’ dengan nada pura-pura
marah.
“Iya, iya maaf . Makasih
banyak ya .. mmm..”
“Rama.” Jawab si cowok
rese’ yang seperti bisa membaca pikiran Yita yang tidak tahu namanya.
“ Iya Rama maksud gue.”
Rama pun tersenyum, dan
meminta Yita untuk menemaninya ke kantin sekolah karena dari tadi dia nahan
laper gara-gara gak ada temen buat dijadiin kompas haha.
Yita yang tidak ingin
dirinya dicap sebagai orang yang tidak tahu berterimakasih pun dengan berat
hati menuruti kemauan si double R, Rama Rese’.
^.^
Kesan awal Yita terhadap
Rama yang buruk seketika berubah menjadi menyenangkan. Ternyata sosok Rama bisa
seakrab ini dengan dirinya, padahal belum sehari dia kenal Rama tapi kok
sepertinya sudah deket banget ya.
Yita jadi terbuka pada
Rama. Begitu pun juga Rama. Betapa mudahnya bagi Yita berbagi cerita dengan
Rama yang enak diajak ngobrol dan dimintai saran. Rama pun juga menceritakan
mengapa dirinya bisa pindah ke sekolah Yita, dengan cerita yang Rama karang
semenjak pertama dia memutuskan untuk tidak lagi Home Schooling.
^.^
Hari-hari baru Rama di
sekolah barunya tak pernah terisi dengan rasa kesepian semenjak ada sosok baru
di hidupnya. Ya, siapa lagi kalau bukan Yita. Dengan Yita, dia bisa mengenal
dunia luar yang selama ini tidak dia dapatkan.
Dunianya hanya berkisar di
Rumahnya sendiri dan Rumah Sakit. Semenjak kecil hanya dunia itu yang dia
kenal. Dokter menyarankan Rama untuk tidak terlalu kelelahan memikirkan
sesuatu, itulah sebabnya orang tua Rama melarang Rama untuk tidak mengenal
dunia luar, karena disana penyakit Rama pasti akan kambuh jika Rama memikirkan
banyak hal. Dunia luar itu luas dan sangat tidak bisa ditebak, masalah akan
datang dan pergi begitu saja tanpa permisi terlebih dahulu kepada seseorang
yang dia datangi.
Bukannya orang tua Rama
ingin anaknya tidak beradaptasi dengan dunia luar, tapi mereka lakukan semua
ini demi kebaikan putra semata wayangnya !
Rama yang selama hampir 16
tahun ini, tidak pernah benar-benar mengenal dengan pasti dunia manusia yang
sesungguhnya memohon pada Papa dan Mamanya untuk mengijinkan dia bersekolah di
sekolah biasa bukan Home schooling seperti yang selama ini dia jalankan. Dia
berjanji pada orang tuanya untuk menjaga dirinya, berusaha untuk tidak
memikirkan banyak hal. Orangtuanya menyetujuinya dengan syarat, merekalah yang
akan mengantar-jemput Rama ke sekolah. Rama pun setuju.
Dan disini dia sekarang,
bersama Dunia Barunya yang sedikit demi sedikit Yita kenalkan pada Rama.
^.^
Kicauan burung menemani
langkah Rama menuju kelasnya. Tanpa dia sadari, dia menyunggingkan senyum yang
manis di bibirnya. Senyum kebahagiaan karena kini dia sudah berada di dunia
yang harusnya sejak dulu dia kenal.
“Rama rese’, tungguin dong
!” teriak Yita dari belakang.
“Gak pake rese’ Ta. Rama
aja haha.” Sambil tersenyum licik.
“Ah terserah gue dong.
Mulut siapa ini? Mulut aku kan week jadi hak asasi lah.” Balas Yita sambil
memonyongkan bibirnya.
“Sini aku bantu ! duuh
yang jadi redaksi , sibuknya haha”
“Ga usah mulai deh Ram,
rese’nya.”
”hehe iya iya Ta.”
^.^
Sudah hampir 3 bulan,
setiap kali ke kantin dimana ada Rama pasti ada Yita. Masak udah jadi murid 3
bulan disini gak hafal-hafal ya jalan ke kantin hhi bukan-bukan, bukan itu
masalahnya. Itu karena mereka kini adalah sahabat ditambah dengan si Niken dan
Nito.
Jadi setiap lonceng
istirahat berbunyi, mereka berempat gak pernah absen deh untuk ke kantin. Entah
itu makan, minum atau bahkan sekedar ngobrol aja mereka tetep ke kantin. Tapi
kalau buang air tetep di Toilet yaau ? haha.
“Eh Ken, To pada kenapa
sih ? tumben-tumbenan duduknya jauh-jauhan.” Tanya Rama keheranan daritadi
lihat Niken dan Nito pada diem-dieman, duduknya jauh-jauhan lagi padahal kan
mereka pacaran.
“Atau jangan-jangan kalian
sudah ..” belum selesai Yita ngomong, Nito langsung motong.
“Sembarangan lo, doain gue
sama Niken putus!”
“Yang bilang putus sapa
sih? Aduh, abang Nito sensi haha.” Balas Yita becanda.
“ih Yita tadi bilang sudah
.. apa coba maksudnya kalo ga kesana?” jawab Niken ga kalah ngambek.
“Maksudnya Yita tuh ya,
jangan-jangan kalian sudah baikan trus marahan lagi. Tadi tuh Nito kan motong
Yita ngomong padahal belom selese. Ya kan Ta ?” bela Rama.
“Betul...mmmppfhh..tul..
hehe” kata Yita sambil mengunyah makanannya.
“Ngomong apaan sih lo?”
Tanya Nito masih ngambek.
“Ya maaf kan lagi makan
tadi. Gak enak kan musuhan ? diem-diemman gitu, dihh betah ya kalian ckck.”
Jawab Yita.
“Sejujurnya sih enggak
banget Ta.” Kata Nito melas.
“Iya, ga enak banget Ta,
Ma kayak gini diem-diemman.” Kata Niken juga sambil menatap Rama dan Yita
bergantian.
“Eh maaf ya? Kita bukan
tukang pos. Jadi kalau ada pesan, bisa kalian langsung sampaikan pada orangnya.
Ayo Ta pergi ! biarkan mereka berkreasi haha.” Jelas Rama panjang-lebar sambil
melirik Nito dan Niken bergantian kemudian menarik tangan Yita.
“Ayo ! eh bakso gue
bayarin ya ? kalian is the best deh haha.” Mohon Yita pada Nito dan Niken.
Rama dan Yita menghilang
dibalik kerumunan siswa yang memadati kantin. Di bangku kantin, setelah Niken
selesai cuap-cuap gara-gara Yita ninggalin semangkok bakso yang belom lunas.
Nito memegang tangan Niken tanpa ragu dan meminta maaf jika dia berbuat
kesalahan pada Niken dan begitu juga Niken. Dan mereka pun akur lagi
prokprokprok jago deh si Rama + Yita haha.
^.^
Tangan mungil Pak Ail
akhirnya memencet bel pulang sekolah. Fiuuuh ! leganya ..
Dalam hitungan detik, SMAN
6 bakalan jadi pasar tumpah dimana semua murid akan berhamburan keluar kelas
dan berteriak lega penderitaan menuntut ilmu berakhir dan itu terjadilah
sekarang wah wah bener-bener wajar sih tapi kalo dipikir-pikir unik dan aneh
juga haha.
“Kita pulang duluan sob,
Bye Bye thanks yee.” Sapa Nito dengan senyum lebarnya yang bikin Niken aja yang
klepek-klepek haha.
“TiTi DJ ya..” balas Rama
tak kalah ramahnya.
“Kamu dijemput kan Ram?”
Tanya Yita.
“Iya Yit, kenapa mau
nebeng ya haha.” Kumat deh double R-nya.
“Enggak kali aja,
tiba-tiba lo disuruh pulang naek angkot sendiri sama ortu lo?hehe” canda Yita.
“Aku pengen tuh kayak gitu
haha tapi nyampe rumah pasti dimarain.”
“Kenapa?” Tanya Yita
penasaran setengah mampus.
“Hanya aku, ortuku dan
Tuhan yang tahu Yita sayanggg wakakakak.” Jawab Rama mencoba menutupi
rahasianya.
“Rese’nya mulai ah . whuu
?”
“Sudah sana, katanya rapat
redaksi ntar telat loh.Aku mau jalan ke depan ya?”
“Iya, hati-hati Rama
Rese’. Hehe.”
^.^
‘Maafkan aku Yita, aku
bohong sama kamu lagi. Kamu memang orang yang paling dekat denganku setelah
Mama , Papa dan Tuhan. Tapi kurasa kau tak perlu tahu soal itu, karena suatu
saat pasti pertanyaanmu tadi akan terjawab.’ Kata Rama dalam hati sembari
berjalan menuju taman di depan sekolah.
Selagi menunggu Papa dan
Mamanya menjemput Rama, dia duduk termenung di salah satu kursi di taman itu.
Pikirannya melayang pada beberapa bulan lalu yang keadaannya begitu berbeda
dengan sekarang , ”THANKS GOD, I AM SO HAPPY NOW !”.
^.^
Rapat Redaksi selesai . .
“Yita, tunggu bentar deh.”
Panggil Fely.
Yita menoleh pada Fely dan
mengangguk, “Ada yang bisa gue bantu kah?”
“Iya nih, thanks before.
Tolong lo kasik tau ke semua kelas X kalo ada yang mau nulis puisi, cerpen,
artikel atau lainnya suruh kumpulin ke gue ya ! Paling lambat minggu depan.”
“Udah ? oke besok gue
keliling ya. Bye” jawab Yita sambil meninggalkan perpus menuju tempat parkir.
^.^
“Mana sih Papa? Hmm, atau
aku pulang pake angkot aja ya.” Tanya Rama pada diri-sendiri.
Entah sudah berapa lama,
dia duduk diatas kursi taman favoritnya yang selalu menemani saat menunggu
jemputan ortunya.
“Ya Ampun, Rama belom
pulang? Gue anter yok.” Ajak Yita membuyarkan lamunan Rama.
“Eh baru pulang, ga usah
nih mau nyari angkot?hehe.” Rama cari alasan.
“Yakin neh?” Canda Yita
dengan nada meremehkan.
“Ngeremehin? Awas kamu
ya!” ancam Rama becanda juga.
“Haha enggak kok Ram, ayok
sama aku aja ! Kamu yang nyetir deh?” Ajak Yita sekali lagi.
“Tapi Ta?”
“Gak ada tapi-tapian ah.
Come on boy !” katanya sambil berpindah posisi tempat duduk ke belakang.
Rama memang dulu pernah
sempat belajar motor, untung saja motor milik Yita Automatic jadi Rama masih
jauh lebih mampu. Coba enggak ? dia tetep ga mau rahasianya terbongkar.
Beberapa menit kemudian,
Rama pun mulai sibuk dengan motor milik Yita. Sibuk nyetir motor maksudnya, dia
terlihat lancar-lancar saja menyetirnya. Untunglah ! Tak sekali-dua kali mereka
mengobrol selama perjalanan ke rumah Rama, mereka sudah terlihat seperti orang
sedang pacaran saja. COCOK SEKALI !
Matinya mesin motor Yita,
menandakan bahwa mereka sudah sampai di rumah Rama. ‘Cukup mewah juga! Pantesan
anter jemput, orang kaya.’ gumam Yita dalam hati.
“Yuk masuk?” Ajak Rama
pada Yita.
“Lain kali ya Ram. Gue mau
pulang langsung aja deh, takut kemaleman.” Yita coba menolak.
“Makasih yah, rumah kamu
dimana sih Yita?”
“Hanya aku , keluargaku
dan Tuhan yang tau haha.” Balas Yita dengan senyuman si nenek sihir wakak
“Bales dendam? Hehe oke
See You Tom..”
^.^
Di balik jendela rumah
Rama, Papa dan Mama Rama tersenyum senang melihat anak kesayangannya sebahagia
itu bersama gadis manis itu.
“Mungkinkah Pa, Rama
menyukainya?” Tanya Mama pada Papa Rama.
“Sepertinya begitu Ma,
anak kita sedang jatuh cinta.”
^.^
Rama merasa sangat bahagia
sekali hari ini ! Siapa lagi kalau bukan karena gadis dengan kuncir kudanya itu
? yang selalu membuat harinya berarti dan berwarna-warni.
Setelah bunyi motor Yita
memudar,
“Mungkinkah aku
menyukaimu, menyayangimu atau bahkan mencintaimu gadis manis?” kata Rama pelan
kemudian bergegas masuk ke dalam rumah.
^.^
“Assaamualaikum.”
“Walaikumsalam Rama.”
“Pa, Papa kemana sih kan
Rama nungguin Papa lama banget tauk.” Kata Rama sedikit kesal.
“Maaf sayang, Papa tadi
sama Mama ke acara pernikahan. Kami juga baru saja tiba. Maafkan kami ya
pangeran kecilku?” bujuk Mama menyejukkan hati.
“Yasudah tak apalah Pa ,
Ma. Rama mau ganti baju dulu ya.”
“Setelah itu, kesini lagi
ya sayang, ada yang ingin kami tanyakan?”
Tak lama kemudian dengan
baju rumahannya Rama duduk di sofa yang menghadap Papa dan Mamanya.
“Ada apa Pa? Ada apa Ma?.”
Tanya Rama penasaran.
“Siapa gadis manis tadi
Ram?” pertanyaan Papanya membuatnya benar-benar kaget.
“Dia Yita. Sayyitanara Pa.
Kenapa? Ada yang salah jika Rama berteman dengannya?”
“Sepertinya yang salah itu
perasaanmu terhadap dia sayang?” Kata-kata Mamanya membuat dia lebih kaget
lagi.
“Maksud Mama apa? Aku
hanya berteman dengan Yita, tak lebih. Tetapi sepertinya ada yang beda, dan
Rama gak ngerti ini karena Rama gak pernah ngerasainnya. Mungkinkah Rama
mencintainya ?” Cerita Rama.
“Itulah namanya jatuh
cinta Ram. Rasanya berjuta-juta bahagianya saat kamu bersamanya.” Jelas Papanya
sambil tersenyum.
“Lalu aku harus apa?”
“Lakukan yang terbaik yang
menurutmu bisa membuatnya bahagia bersamamu.”
“Makasih Pa , Ma !”.
^.^
Jam Weker di kamar Yita
benar-benar memekakkan telinga, pantas saja Yita selalu bangun pagi. Wong dia
pasang alarm pukul 4.00 am !
Yita bergegas mengambil
handuk dan berlari kecil menuju kamar mandi.
^.^
Pukul 4.30 am, setelah
Rama sholat shubuh dan membaca Al-Qur’an . .
Dia bergegas mandi untuk
pergi ke sekolah bertemu dengan gadis manis berkuncir kuda yang mungkin dia
cintai.
^.^
Entah
jodoh atau bagaimana mereka berpapasan di pintu gerbang SMAN 6, Yita baru saja turun dari angkutan
umum dan Rama turun dari kijang innova hitamnya. Dan berjalan bersampingan
menuju kelas X-A.
Sesampainya di kelas, Yita
segera meletakkan tasnya dan menulis sesuatu di papan tulis.
BAGI SISWA-SISWI YANG
BERMINAT UNTUK KARYANYA TERCANTUM DI MAJALAH SEKOLAH. TOLONG KUMPULKAN
NASKAHNYA KE FELYAN MANDA KELAS XI-C. PALING LAMBAT MINGGU DEPAN !
(PUISI,CERPEN,PANTUN,ARTIKEL,ETC)
Kemudian Yita pun langsung
ngibrit keluar kelas, entah kemana? Mungkin menyampaikan pengumuman yang sama
ke kelas lainnya.
Di bangkunya, Rama sibuk
mencari kertas dan bulpen untuk menulis sesuatu. Dan terhanyut di dalamnya.
Sangat serius menulis entah apa diatas lembaran itu.
^.^
Sepulang sekolah, Rama
pamit untuk pulang duluan ke Yita, Nito dan Niken. Bukannya pulang Rama malah
berlari-lari kecil menuju kelas XI-C.
Setelah melihat sosok yang
sedari tadi dia cari, dia segera memberikan lembaran kertas dan menyuruh Fely
menyimpannya dan jangan sampai Yita tahu tentang peristiwa ini.
Seuntai senyum dan ucapan
terima kasih , Rama berikan untuk Fely atas kerja samanya. Rama pun, merasa
lega dan segera mencari kijang innova hitam yang senantiasa menjemputnya untuk
pulang ke rumah.
^.^
Sholat Dhuhur pun akhirnya
Rama selesai tunaikan, dia merasa berat
sekali menunaikan sholat dhuhur kali ini. Entah kenapa dari tadi pagi,
kepalanya tidak henti-hentinya cenat-cenut bahkan sekarang terasa berat sekali
untuk dia bawa berjalan.
Langkah demi langkah
menuju kasur kesayangannya dia lewati, dia hanya ingin mencoba menaruh
kepalanya diatas kasur itu sebentar.
“Ya Allah, sudah lama
sekali aku tak rasakan seperti ini ? apa ini saatnya ? Aku siap, semua sudah
aku lakukan semampuku.” Kata Rama dengan terbata-bata.
Pranggg..
Vas bunga di kamarnya yang
tak sengaja dia senggol, mengakibatkan tubuhnya tak mampu lagi menuntun dirinya
menuju kasur itu. Dia terjatuh lemas ke lantai, dia masih setengah sadar.
Papa dan Mamanya yang
mendengar pecahan itu segera berlari menuju kamar Rama, dan mendapati Rama
terletak lemas di lantai.
“Rama, bertahanlah Papa
bawa kamu ke rumah sakit!”
“Kepala Rama sakit banget
Pa, Rama gak kuat !” kata Rama.
Mama Rama menangis, “Papa
sama Mama gak pernah ngajarin Rama buat jadi orang lemah!”
Namun seketika itu juga,
mata Rama tertutup dan Papa Rama segera menggendong Rama menuju mobilnya untuk
segera dilarikan ke Rumah Sakit.
^.^
“Tante, becanda kan sama
Yita kan tante ?” kata Yita tidak percaya bahwa Rama mengidap penyakit Kanker
Otak Stadium Akhir.
“Maunya tante juga becanda
Yit, tapi Allah pengen kenyataannya seperti itu.Kamu kesini ya ..” pinta Mama
Rama.
“Pasti Tante!”
KLIK.
Yita segera mengirimkan
sms pada Nito dan Niken juga teman lainnya memberitahukan bahwa Rama sakit.
Kemudian dia pun pergi ke
Rumah Sakit dimana Rama ada disana, dibalik kaca helm gelapnya dia menangis.
Dia tak percaya semua ini ! Karena Rama begitu pintar menyembunyikan semuanya
dari Yita. Bukankah Rama bilang bahwa gak boleh ada rahasia diantara Yita dan
Rama ? tapi dia sendiri. Rama kamu tetep aja rese’ meski kamu sakit. Rese’ mu
tuh keterlaluan, GAK LUCU ! Kamu gak tau aja, selama ini aku benar-benar nyaman
ada di dekatmu di sampingmu. Kamu sudah aku anggap lebih dari sekedar sahabat.
Aku menyayangimu, mungkin mencintaimu? Yang jelas, aku takut kehilanganmu.
^.^
Dari jauh Tante Dhira
tampak menangis di depan kamar Rama. Tangis yang tadinya sudah berhenti di mata
Yita kini mulai menggenang lagi semakin mendekati kamar Rama. Someone Special
buat Yita.
’Jangan pergi Ram! Aku
belum sempet minta maaf karena sudah lancang mencintaimu dan aku juga belum
sempet terima kasih karena kamu sudah ubah hariku jauuh lebih berwarna. Dengan
kamu, rintangan sesulit apapun aku bisa lewati namun haruskah aku terbiasa
lewati rintangan lainnya tanpa kamu nantinya? Senyumku yang biasanya tak pernah
setulus saat aku senyum untukmu haruskah tak kutemui lagi? Aku mohon jangan !
Jadi ini jawaban dari semua pertanyaan-pertanyaanku. Oh sungguh ! maafkan aku
Rama Denuard. Kembalilah ! Bertahanlah ! Aku disini ..’ kataku dalam hati.
“Yita ?” sapa Tante Dhira
sambil menghapus air mata di pipinya.
“Iya tante. Gimana sama
Rama?” kata Yita sambil membersihkan airmata yang sempat mengucur deras tadi.
“Tante mau ngomong..”
Kini Tante Dhira dan Om
Prabu sedang berkisah tentang kehidupan Rama sesungguhnya. Yang sangat
berbanding terbalik dengan yang Rama ceritakan ke Yita selama ini. ‘Rama Rama
Oh Rama , kenapa sih kamu harus lakuin semua ini? Aku kan juga bisa jaga kamu
yang lagi sakit’.
Mereka juga bercerita
bahwa selama ini Rama juga sama seperti Yita, dia mencintai Yita seperti dia
mencintai Rama ! Om dan Tante seneng ternyata Yita juga punya perasaan yang
sama.’Tapi apa aku punya waktu untuk bisa bahagiain kamu Rama ? aku pengen
punya kesempatan itu’
“Keluarga Rama ? saudara
Rama ingin bertemu.” Kata Suster memberitahu. Yita pun diajak masuk oleh Om
Prabu dan Tante Dhira.
“Sayang..” kata Om Prabu
dan Tante Dhira penuh kasih sayang.
“Pa, Ma buat apa sih
kalian ngasik semua fasilitas ini untuk Rama ? Ini sudah waktunya Rama Pa, Ma.
Eman kan uangnya Cuma untuk dihambur-hamburin.”
“Sayang kita lakukan ini
semua demi kesembuhan kamu nak.”
“Rama gak akan sembuh Pa.
Ini sudah takdir Rama ! Papa lepasin semua alat ini, Rama justru tersiksa
dengan semua ini.”
“Mama gak suka kamu
ngomong gitu. Allah masih ngasik kesempatan kamu Rama melalui alat-alat ini!”
“Rama sudah siap kok Ma,
tolong lepasin ya..”
“Rama aku sayang kamu !
Jangan tinggalin aku.”
“Aku gak ninggalin kamu
kok, aku selalu ada di hatimu. Kalau kamu kangen, kamu lihat langit malam ya .
InsyaAllah aku ada disana ngeliatin kamu perhatiin kamu dari atas sana
nantik.Aku bahagia karena kamu ajarin aku banyak hal. Terimakasih Gadis
berkuncir kuda ! I LOVE YOU.. Jangan nangisin aku lagi!”
Air mata dari mata indah
Yita makin deras saat mata Rama tertutup dan bibirnya menyunggingkan senyum
termanis Rama yang pernah dia lihat ! sampai kapan pun, nama Rama Denuard akan
selalu ada di dalam lubuk hatinya terdalam dan takkan pernah ada yang
menggantikannya, I LOVE YOU TOO..
^.^
Pemakaman Rama hari ini
diselimuti oleh awan biru yang cerah. Sinarnya seakan menyampaikan pesan bahwa
Rama sayang kami semua tanpa terkecuali.
Kau memang laki-laki yang
berbeda..
Papa dan Mamamu masih
jongkok menangisi batu nisan yang teukir indah namamu. Kamu Ulang Tahun hari
ini sama sepertiku, Happy Birthday Rama and Happy Birthday Yita ! Love Forever
dan hari ini tepat satu tahunnya kamu jadi murid di SMAN 6, lebih tepatnya satu
tahun kamu bisa kenal DUNIA LUAR, Dunia Yang Sesungguhnya.
“Hey, Yit. Waktu itu Rama
sempet titip ini ke aku? Buat kamu.” Fely berkata padaku.
“Apa ini Fel?”
“Mungkin kado Ulang Tahun
untukmu! Happy birthday yah” jawab Fely sambil tersenyum manis dan
meninggalkanku sendiri.
Ku buka Lembaran ini...
GADIS MANIS BERKUNCIR KUDA
Siapakah
dia ?
Siapakah
gerangan gadis manis itu?
Yang
sedang turun dari angkutan umum
Senyuman
manis yang paling manis yang pernah kutemukan
Dengan
Rambutnya yang lucu,diikat
Dikuncir
layaknya seperti buntut kuda
Aku
suka dia pada pandangan pertama
Pada
hari pertamaku menjajali Dunia Manusia yang Sesungguhnya
Dia
yang kini selalu di sampingku,
Temani
hariku,
Bahagiakan
kesepianku,
Dan
tak lupa senyumnya membuatku tersenyum cerah
Hei
gadis manis. .
Aku
harap kau bisa terima
Saat
aku tak lagi di sampingmu,
Menemani
harimu,
Bahagiakanmu,
Dan
membuatmu tersenyum
Aku
tau kau gadis yang berbeda
Jadi
tetaplah tersenyum
Karena
aku diatas sini
Ingin
melihatnya selalu dari bibirmu
Jangan
bersedih, aku mencintaimu selamanya
Aku
ada diantara bintang malam
Jika
kau rindu
Aku
akan terus perhatikanmu dari sini sayang.
“Happy
Birthday To You ! Love You”
Muach.
2 Juli 2008
^.^
-The End-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar